EKNOLOGI komunikasi makin lama merambah kehidupan manusia. Tidak mengherankan jika komunikasi verbal makin lama sulit dilakukan di dalam sebuah hubungan.
Kini, kita hidup di dalam dunia penuh teknologi yang mempercepat proses komunikasi, mulai berasal dari e-mail, jejaring sosial, BBM, SMS, dan sebagainya. Di satu segi sebenarnya menguntungkan, tapi sepertinya kita mulai mahir menggunakan komunikasi nonverbal ketimbang komunikasi verbal.
Kerugiannya dirasakan ketika kita terjalin bersama dengan pasangan. Kita hadapi ada problem berbicara tatap muka dan kelanjutannya gagal menjaga keharmonisan hubungan.
Mengapa konsisten laksanakan kekeliruan yang sama? Sudah waktunya kita mendobrak kelemahan berkomunikasi verbal bersama dengan pasangan. Lain kali Anda bercakap dengannya, jauhi kesalahan-kesalahan berikut, seperti diulas Bounce Back.
Menceritakan kisah yang tak pernah berakhir
Pernahkah Anda berkencan bersama dengan seseorang yang tidak pernah paham kapan mesti berhenti bicara? Dia tetap mengoceh tanpa berikan kesempatan Anda menanggapi.
Mengoceh merupakan isyarat seseorang sangat berfokus terhadap dirinya. Dia tidak sangat tertarik bersama dengan apa yang dikatakan orang lain. Bila ini terus-menerus terjadi, pertalian dapat mengalami ketimpangan.
Membicarakan orang lain
Dunia ini sangat sempit untuk kita hanya membicarakan orang lain. Sebab, Anda dapat menjadi tidak pernah paham tanggapan orang tentang diri Anda. Jadi, mengapa mengacaukan komunikasi bersama dengan pasangan bersama dengan konsisten membicarakan orang lain?
Bertanya banyak hal
Adalah perihal positif jika Anda termasuk orang yang penasaran tentang suatu hal atau seseorang. Namun, jutaan pertanyaan yang Anda banjiri ke pasangan hanya merusak pertalian termasuk menyia-nyiakan sementara yang mestinya hanya tentang Anda berdua.
Mencari seluruh jawaban tentang apa yang menghendaki Anda ketahui kadangkala butuh sementara dan kesabaran. Tidak seluruh perihal bisa diselesaikan di dalam semalam.
Tidak mengutarakan perasaan
Orang sering menghindar sangat banyak dan tidak menyempatkan sementara untuk mengekspresikan perasaan mereka sampai kelanjutannya paham seluruh udah terlambat. Rasanya kesal ketika si dia menghindar perasaannya.
Mulailah berasal dari diri sendiri, jika kalau Anda tengah marah, katakan perasaan Anda. Pilihlah cara bijak untuk mengekspresikannya. Dengan itu, Anda melepas si dia paham apa yang ada di pikiran dan hati Anda sekaligus memungkinkannya miliki sementara untuk menangani perasaan Anda.
Menjadi sangat agresif
Kita paham bahwa diri tidak nyaman membicarakan kisah hidup kepada orang lain. Di satu sisi, pasangan bisa melakukannya bersama dengan sangat terbuka. Tidak kasus dan ini bukan merupakan wujud ketimpangan komunikasi. Kita hanya mesti sementara untuk mendapatkan zona kenyamanan.
Jadi, seberapapun mendominasinya satu pihak di dalam percakapan, terpenting adalah berpikir detil tentang respons yang dapat Anda berikan. Selanjutnya, biarkan percakapan mengalir alami.
0 comments:
Post a Comment